Senin, 07 Februari 2011

Pementasan Seni Tradisional di Mall Kota Makassar

Pusat perbelanjaan modern di Makassar memperkenalkan dan menampilkan pementasan seni pertunjukan tradisional di pelataran mall setiap akhir pekan. Pegelaran seni tradisional ini merupakan event pertama kali yang diselenggarakan dalam pementasan di pusat perbelanjaan modern di Makassar.

Sebuah mall menampilkan pementasan seni pertunjukan tradisional? Hal itu sudah biasa. Kalau diadakan setiap akhir pekan? Itu dia yang tidak biasa! Mall GTC Makassar, Sulawesi Selatan mengambil inisiatif untuk melakukan hal tersebut, ditandai dengan pembukaan pementasan seni tradisional di Mall GTC Makassar Sabtu lalu.

Pagelaran seni dalam rangka menyambut Visit Makassar Year 2011 ini menampilkan berbagai tarian daerah, musik toriolo, teater musik, tarian kontemporer, hingga pementasan teater cerita rakyat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar, Rusmayani Madjid saat menghadiri pembukaan pementasan seni tradisional di Mall GTC Makassar, Sabtu, memberikan apresiasi terhadap inisiatif pengelola mall yang memperkenalkan seni tradisional daerah. Menurutnya ini terobosan pertama oleh pusat perbelanjaan modern di Makassar, belum lagi dengan keterlibatan berbagai komunitas dari kelompok-kelompok budaya di berbagai kampus Makassar yang akan membantu publikasi dan promosi.

Dia mengaku, pihaknya akan memberikan fasilitasi kepada pihak mall jika ingin menyuguhkan seni pertunjukan tradisional karena ini penting untuk mengangkat budaya dan adat istiadat daerah ini. Hal ini juga merupakan sesuatu yang menarik serta memberikan wawasan kepada masyarakat dan pengunjung untuk lebih mengenal pementasan seni di pusat perbelanjaan modern.

Berbagai komunitas dari kelompok-kelompok budaya di berbagai kampus di Makassar, lanjut dia terlibat dalam seni pertunjukan ini. Bahkan, pihaknya akan bekerjasama dengan komunitas jurnalis yang tergabung dalam Lingkar Penulis Pariwisata (LPP) Makassar yang akan membantu publikasi dan promosi setiap penyelenggaraan event di Mall GTC Makassar.


Sumber:
http://makassar.antaranews.com
http://pertunjukan.indonesiakreatif.net
http://kabarindo.com

Apakah Komodo berkaitan dengan Dinosaurus?

Tahun 1989 Soeparmi Surahya, mantan dosen biologi dari Universitas Indonesia, seperti yang dilansir harian Kompas (4 Februari 2011) berpendapat bahwa Komodo (Varanus komodoensis) yang berasal dari keluarga kadal, selayaknya dinamai Mosasaurus komodoensis, karena merupakan spesies reptil laut raksasa yang hidup sekitar 60 juta tahun yang lalu sampai akhir usia dinosaurus. Nama Varanus komodoensis pertama kali diberikan kepada kadal ini oleh ilmuwan Belanda Peter A Ouwens tahun 1912.

Soeparmi Surahya menyatakan bahwa setelah belajar selama 20 tahun mengenai aspek fisiologis binatang, struktur gigi dan buku-buku jari komodo, serta aspek-aspek lainnya. Ia yakin bahwa komodo benar-benar berasal dari kelompok Mosasaurus yang diyakini telah lama punah dan tidak berasal dari spesies Varanus yang merupakan hewan modern. Oleh karena itu, meskipun komodo sangat mirip kadal, namun mereka merupakan spesies prasejarah yang berbeda. Komodo itu dapat berenang di laut meskipun saat ini mereka kebanyakan tinggal di darat.

Komodo dikenal sebagai kadal karnivora namun mereka juga hewan kanibal karena kadang mereka memangsa anak-anak mereka. Itu sebabnya, segera setelah menetas, komodo-komodo muda akan memanjat dan tinggal di atas pohon.

Buku Surahya yang berjudul “Komodo: Studi anatomi dan Kedudukannya dalam Sistematik hewan” diterbitkan oleh University Gajah Mada tahun 1989. Buku ini tidak mudah ditemukan di Indonesia, tetapi dapat ditemukan di perpustakaan di Amerika, Inggris dan Australia.

Surahya mengatakan bahwa sangat penting jika lebih banyak ilmuwan Indonesia mempelajari kehidupan Komodo jika tidak ingin spesies langka dan terancam punah ini berkurang melalui pembiakan yang salah. Di kebun binatang Komodo Indonesia, ukuran komodo mengecil dan jumlahnya berkurang, sedangkan Komodo di kebun binatang Amerika masih berukuran besar dan liar sama dengan yang ditemukan di pulau Komodo.

Pada tahun 1986 UNESCO menunjuk Cagar Alam Komodo yang berdampingan dengan Pulau Flores dan termasuk lautnya di Nusa Tenggara Timur. Sebagai Situs Warisan Dunia, komodo hanya bisa ditemukan di kepulauan Indonesia ini dan tidak ada di belahan dunia lain.

Kepulauan Flores dan Komodo tampaknya sampai saat ini masih menyembunyikan misteri kuno. Di tempat ini pada tahun 2004 di kedalaman 6 meter, para ilmuwan menemukan sisa-sisa hobbit Flores atau manusia prasejarah kecil bernama Homo floresiensis di Liang Bua gua-gua di Flores Barat. Di dalam gua besar mereka juga menemukan tulang prasejarah dari Komodo Stegodon. Kadal ini diyakini hidup 18.000 tahun yang lalu. Ilmuwan Indonesia percaya bahwa hobbit Flores merupakan manusia modern bertubuh kerdil karena kekurangan gizi.

Bahkan saat ini masih ada desa-desa terpencil di Flores yang masih mengikuti budaya megalitik (batu besar). Pulau Komodo dan Flores merupakan dua pulau yang menarik di mana prasejarah masih bertahan sampai saat ini menunggu untuk ditemukan dan dieksplorasi. Untuk mengunjungi Komodo dan Flores, gunakan penerbangan harian dari Bali ke berbagai kota di Flores.

Minggu, 06 Februari 2011

Indonesia Bangun PKR (Perusak Kawal Rudal)

Krisis multi-dimensi pada tahun 1998 membawa dampak buruk kepada berbagai sektor termasuk industri pertahanan. Namun seiring berjalannya waktu, industri pertahanan sedikit demi sedikit kembali tumbuh berkembang seiring komitmen pemerintah untuk memprioritaskan pengembangan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) buatan dalam negeri . Pembangunan Kapal Perang Perusak Kawal Rudal (PKR) yang merupakan kapal perang terbesar dan pertama dibuat di Indonesia adalah bukti nyata kebangkitan Industri Pertahanan dalam negeri tersebut.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, pada Launching Rencana Pembangunan Kapal Perang Perusak Kawal Rudal (PKR) di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, pada Senin 16 Agustus 2010. Acara tersebut dihadiri Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata yang didampingi Oleh Deputi Menristek bdiang Relevansi dan Produktivitas, Teguh Rahardjo dan Staf Ahli Menteri bidang Teknologi Pertahanan Keamanan, Hari Purwanto. Turut hadir pula Panglima TNI, Djoko Suyanto; perwakilan Komisi I DPR dan anggota Komite Kebijakan Industri Pertahanan.

Menhan menambahkan, Kapal Perang Jenis PKR yang akan dibuat di Indonesia oleh PT. PAL dirancang dapat digunakan dalam beberapa misi operasi antara lain peperangan elektronika, peperangan anti udara, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan dan bantuan tembakan kapal. Di samping itu kapal perang PKR tersebut dilengkapi dengan Rudal SAM, SSM dan Rudal Anti Kapal Selam. “Bahkan Kapal PKR ini dapat digunakan untuk Peace Keeping Operation ke luar negeri. Sebelumya kita pernah mengirim Kapal Perang sekelas Sigma yang dimensinya lebih kecil dari Kapal Perang PKR ke Libanon dan kapal tersebut sudah diakui sesuai dengan standard kapal perang NATO.

Selain untuk tugas tempur, Kapal PKR ini juga akan bertugas untuk menjaga Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Luasnya wilayah laut Indonesia membutuhkan tidak sedikit kapal perang yang canggih untuk menjaga kedaulatan. “Kapal PKR ini bila bertugas di Laut Cina Selatan atau di wilayah timur laut Indonesia, akan cukup untuk menjaga kedaulatan kita. Walaupun kita sudah memiliki banyak kapal perang yang besar, namun kapal PKR ini akan menjadi kapal yang paling modern dan canggih, sehingga akan menimbulkan efek gentar kepada siapapun yang mencoba mengganggu kedaulatan kita”, Ujar Menhan.

Pembangunan Kapal PKR adalah wujud persembahan anak bangsa dalam memperingati 65 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. “Pembangunan Kapal Perang PKR adalah satu langkah perjalanan besar bagi industri pertahanan Indonesia”, Ujar Menhan mengkahiri sambutannya.

Spesifikasi Kapal Perang PKR

Spesifikasi dari kapal perang PKR tersebut antara lain memiliki panjang keseluruhan + 105 meter, luas + 14 meter, kedalaman + 8, 8 meter, kecepatan (max/cruiser/ekon) + 30/18/14 kn dengan kekuatan utama + 4x9.240 hp.

Kapal tersebut dilengkapi pula dengan perlengkapan radar untuk mendeteksi kapan selam dan pesawat udara, perlengkapan persenjataan di antaranya meriam kaliber 76 sampai 100 mm dan kaliber 20 sampai 30 mm, peluncur rudal ke udara dan senjata torpedo serta perlengkapan pendukung lainnya. Kapal ini juga dilengkapi dengan fasilitas helipad di deck kapal.

Berdasarkan perhitungan PT. PAL yang berbasis di Surabaya, dibutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk membuat kapal perang PKR yang pertama. Pembangunan kapal perang PKR ini akan menggunakan anggaran sebesar 170 juta euro dan menyerap sekitar 1500 tenaga kerja lokal.

parampaa

parampaa 2