Senin, 07 Februari 2011

Apakah Komodo berkaitan dengan Dinosaurus?

Tahun 1989 Soeparmi Surahya, mantan dosen biologi dari Universitas Indonesia, seperti yang dilansir harian Kompas (4 Februari 2011) berpendapat bahwa Komodo (Varanus komodoensis) yang berasal dari keluarga kadal, selayaknya dinamai Mosasaurus komodoensis, karena merupakan spesies reptil laut raksasa yang hidup sekitar 60 juta tahun yang lalu sampai akhir usia dinosaurus. Nama Varanus komodoensis pertama kali diberikan kepada kadal ini oleh ilmuwan Belanda Peter A Ouwens tahun 1912.

Soeparmi Surahya menyatakan bahwa setelah belajar selama 20 tahun mengenai aspek fisiologis binatang, struktur gigi dan buku-buku jari komodo, serta aspek-aspek lainnya. Ia yakin bahwa komodo benar-benar berasal dari kelompok Mosasaurus yang diyakini telah lama punah dan tidak berasal dari spesies Varanus yang merupakan hewan modern. Oleh karena itu, meskipun komodo sangat mirip kadal, namun mereka merupakan spesies prasejarah yang berbeda. Komodo itu dapat berenang di laut meskipun saat ini mereka kebanyakan tinggal di darat.

Komodo dikenal sebagai kadal karnivora namun mereka juga hewan kanibal karena kadang mereka memangsa anak-anak mereka. Itu sebabnya, segera setelah menetas, komodo-komodo muda akan memanjat dan tinggal di atas pohon.

Buku Surahya yang berjudul “Komodo: Studi anatomi dan Kedudukannya dalam Sistematik hewan” diterbitkan oleh University Gajah Mada tahun 1989. Buku ini tidak mudah ditemukan di Indonesia, tetapi dapat ditemukan di perpustakaan di Amerika, Inggris dan Australia.

Surahya mengatakan bahwa sangat penting jika lebih banyak ilmuwan Indonesia mempelajari kehidupan Komodo jika tidak ingin spesies langka dan terancam punah ini berkurang melalui pembiakan yang salah. Di kebun binatang Komodo Indonesia, ukuran komodo mengecil dan jumlahnya berkurang, sedangkan Komodo di kebun binatang Amerika masih berukuran besar dan liar sama dengan yang ditemukan di pulau Komodo.

Pada tahun 1986 UNESCO menunjuk Cagar Alam Komodo yang berdampingan dengan Pulau Flores dan termasuk lautnya di Nusa Tenggara Timur. Sebagai Situs Warisan Dunia, komodo hanya bisa ditemukan di kepulauan Indonesia ini dan tidak ada di belahan dunia lain.

Kepulauan Flores dan Komodo tampaknya sampai saat ini masih menyembunyikan misteri kuno. Di tempat ini pada tahun 2004 di kedalaman 6 meter, para ilmuwan menemukan sisa-sisa hobbit Flores atau manusia prasejarah kecil bernama Homo floresiensis di Liang Bua gua-gua di Flores Barat. Di dalam gua besar mereka juga menemukan tulang prasejarah dari Komodo Stegodon. Kadal ini diyakini hidup 18.000 tahun yang lalu. Ilmuwan Indonesia percaya bahwa hobbit Flores merupakan manusia modern bertubuh kerdil karena kekurangan gizi.

Bahkan saat ini masih ada desa-desa terpencil di Flores yang masih mengikuti budaya megalitik (batu besar). Pulau Komodo dan Flores merupakan dua pulau yang menarik di mana prasejarah masih bertahan sampai saat ini menunggu untuk ditemukan dan dieksplorasi. Untuk mengunjungi Komodo dan Flores, gunakan penerbangan harian dari Bali ke berbagai kota di Flores.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

parampaa

parampaa 2